Kenapa Stres Bisa Meningkatkan Kadar Gula Darah?

Banyak orang mengira kadar gula darah hanya dipengaruhi oleh makanan yang kita konsumsi. Padahal, faktor psikologis seperti stres juga punya pengaruh besar terhadap kestabilan gula darah. Hubungan antara pikiran dan tubuh ini nyata adanya, dan sudah banyak dibuktikan melalui penelitian ilmiah.

🔬 Bagaimana Stres Mempengaruhi Tubuh?

Saat kita mengalami stres, tubuh akan masuk ke mode fight or flight. Ini adalah respons alami tubuh untuk melindungi diri dari ancaman. Pada kondisi ini, tubuh melepaskan beberapa hormon, terutama:

Kortisol → dikenal sebagai hormon stres utama. Kortisol memberi sinyal ke hati untuk mengeluarkan glukosa cadangan agar tubuh punya energi ekstra.

Adrenalin (epinefrin) → meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan juga mendorong pelepasan gula darah sebagai bahan bakar otot.

Kedua hormon ini membuat kadar gula darah naik secara cepat. Tujuannya baik, yaitu membantu tubuh menghadapi situasi darurat.

Namun, jika stres terjadi terus-menerus (stres kronis), maka lonjakan gula darah ini juga terus berulang. Akibatnya:

  • Insulin jadi bekerja lebih berat.
  • Terjadi risiko resistensi insulin.
  • Pada jangka panjang, risiko diabetes tipe 2 meningkat.

🧠 Hubungan Pikiran dan Kesehatan Metabolik

Penelitian modern menunjukkan bahwa stres psikologis bukan hanya berpengaruh pada suasana hati, tetapi juga dapat memperburuk kondisi metabolik seperti:

  • Gula darah tinggi (hiperglikemia)
  • Resistensi insulin
  • Kenaikan berat badan akibat peningkatan nafsu makan ketika stres

Bahkan, sebuah tinjauan ilmiah dalam Nature Reviews Endocrinology (Hackett & Steptoe, 2017) menyebutkan bahwa stres kronis adalah salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk mencegah diabetes tipe 2.

🛡️ Cara Mengelola Stres Agar Gula Darah Tetap Stabil

Berita baiknya, ada banyak cara sederhana untuk menurunkan stres dan sekaligus membantu menstabilkan gula darah:

1. Olahraga ringan – jalan kaki, yoga, atau bersepeda dapat menurunkan kortisol.

2. Teknik relaksasi – meditasi, pernapasan dalam, atau mindfulness terbukti efektif.

3. Tidur cukup – kurang tidur meningkatkan hormon stres dan membuat gula darah naik.

4. Sosialisasi – curhat dengan teman, keluarga, atau mengikuti konseling psikologi.

5. Manajemen waktu – mengurangi multitasking dan membuat prioritas jelas.

Dengan pola hidup seimbang, kita bukan hanya melindungi kesehatan mental, tapi juga menjaga kesehatan fisik.


📚 Referensi Ilmiah

American Diabetes Association. Stress and Diabetes. (2024). diabetes.org

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK). Managing Stress. (2023). niddk.nih.gov

Hackett RA, Steptoe A. Type 2 diabetes mellitus and psychological stress—a modifiable risk factor. Nat Rev Endocrinol. 2017;13(9):547–560. doi:10.1038/nrendo.2017.64

Surwit RS, Schneider MS. Role of stress in the etiology and treatment of diabetes mellitus. Psychosom Med. 1993;55(4):380–393. doi:10.1097/00006842-199307000-00006

National Institute of Mental Health (NIMH). 5 Things You Should Know About Stress. (2023). nimh.nih.gov